Hybrid, Menjaga Ruang Demokrasi

Demokrasi Hybrid
(Catatan kecil PNLH XIII Walhi)

Makassar, Teknologi sebagai produk peradaban banyak memberikan manfaat dalam pengelolaan dan pengembangan organisasi, terutama memangkas jarak dan waktu dalam memberikan hasil yang maksimal atas satu tujuan organisasi. Sebagai organisasi lingkungan hidup tertua dan terbesar (memiliki anggota individu dan organisasi yang tersebar di Indonesia) teknologi menjadi bagian penting bagi Walhi dalam mendorong perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di Indonesia.

Tidak hanya untuk kepentingan penyebarluasan agenda advokasi dan kampanye, penggunaan media teknologi juga berperan penting dalam hal konsolidasi anggota (individu dan organisasi) Walhi untuk hadir pada perhelatan akbar gerakan lingkungan hidup 4 tahunan. Sebagaimana yang kita ketahui, pada Pertemuan Nasional Lingkungan Hidup (PNLH) XIII yang dilaksanakan di Makassar tanggal 22 sampai dengan 24 September 2021, Walhi telah melaksanakan proses demokrasi pemilihan fungsionaris baru Eksekutif Nasional. Proses tersebut melibatkan setidaknya 705 peserta yang merupakan anggota Walhi dan sebanyak 439 orang dari anggota organisasi. Tidak seperti PNLH sebelumnya, kali ini anggota Walhi baik lembaga atau individu “dipaksa” untuk mendaftarkan diri sebagai peserta dengan cara online, tidak lagi mendaftar pada hari pelaksanaan di lokasi PNLH XIII.

Sebagai seperangkat alat (tools) yang relatif baru bagi kebiasaan (culture) ber-digital di Walhi, metode hybrid cukup efektif menjangkau peran serta aktif para pihak yang berkepentingan. Di antaranya adalah peserta pemegang hak suara pemilihan fungsionaris EN dan DN, baik dari 26 studio daerah dan juga studio utama. Di luar bahwa ada kendala teknis (sinyal dan jaringan) di beberapa lokasi. Metode hybrid menyerap penggunaan dana lebih sedikit dari konsolidasi-konsolidasi offline sebelumnya, mempunyai daya jangkau yang luas serta efektivitas dalam hal waktu. Meskipun belum semua ED dan anggota Walhi memiliki kemampuan (perangkat & jaringan) yang baik dalam penggunaan media hybrid. Ini merupakan sejarah pertama Walhi, melakukan proses konsolidasi gerakan lingkungan hidup Indonesia melalui hybrid meeting dalam situasi pandemi covid-19.


Pengalaman yang berkesan dalam meniti jalan panjang membangun pondasi budaya digital di semua level komponen Walhi sungguh tak terlupakan. Hal tersebut yang melahirkan refleksi berkaitan dengan standar operasional prosedur (SOP) pengelolaan digital, alat dan perangkat digital serta menerapkan standar keamanan digital. Salah satu potret pelaksanaan kegiatan berbasis digital terlihat pada aktivitas pendaftaran peserta PNLH XIII yang lalu. Peserta mendaftarkan diri melalui registrasipnlh untuk mengisi username dan password yang diberikan oleh panitia kemudian memasukan identitas (nama, lembaga, alamat, provinsi) beserta foto diri dan foto surat mandat dari organisasi anggota Walhi. User name dan password menjadi pintu masuk registrasi yang hanya diberikan kepada calon peserta PNLH XIII. Tidak membutuhkan waktu lama, sampai dengan batas akhir pendaftaran online dari tanggal 31 agustus sampai dengan 7 september 2021 pukul 23:59 WIB, peserta PNLH XIII yang mewakili lembaga, individu dan Eksekutif Daerah Walhi telah mendaftarkan diri.

Foto Otentifikasi barcode
Bagi yang telah mendaftarkan diri sebagai peserta namanya akan tercantum dalam halaman situs registrasi, dan sistem akan menolak secara otomatis individu yang mendaftarkan diri mewakili organisasi yang tidak terdaftar sebagai anggota Walhi, sistem juga akan menolak anggota individu yang tidak terdaftar sebagai anggota Walhi. Kemudian berdasarkan data peserta yang masuk ke dalam server registrasi PNLH XIII, akan diubah menjadi kartu identitas yang di dalamnya terdapat kode (QR-Code). Dengan alat pemindai QR-Code maka selain mereka yang terdaftar tidak akan dapat leluasa masuk dan mengikuti agenda PNLH XIII di Makassar yang bertempat di hotel Claro.

(Contoh Qr-Code)

(Contoh Qr-Code)
Sistem pendaftaran online bertujuan tidak hanya untuk efisiensi dan efektifitas pengelolaan peserta PNLH XIII semata, tapi juga untuk kepentingan penyusunan (konsolidasi) basis data anggota lembaga dan individu Walhi. Bagi Walhi basis data yang diperoleh dari pendaftaran online dapat digunakan untuk menyebarluaskan informasi, kampanye, dan mendorong gerakan lingkungan secara massif.

Secara umum, proses hybrid meeting yang diterapkan pada pelaksanaan PNLH XIII meninggalkan jejak pengetahuan yang cukup signifikan baik dirasakan oleh panitia, peserta bahkan seluruh komponen Walhi yang terlibat selama proses berlangsung. Sebelum PNLH XIII berlangsung, panitia menggelar gladi resik serta 3 (tiga) kali pertemuan teknis atau pelatihan peningkatan kapasitas dalam rangka simulasi dan diseminasi pengetahuan digital seputar cara registrasi online, validasi QR-Code dan E-Voting. Meskipun proses E-Voting ini tidak terlaksana sebab terkendala teknis dan ketidaksepahaman internal organisasi.

Skenario hybrid meeting secara langsung memantik engagement (pelibatan) publik dalam hal interaksi Eksekutif Daerah, Anggota Jaringan Walhi serta seluruh komponen peserta PNLH berbasiskan website. Sebab secara keseluruhan pelaksanaan PNLH bermuara di portal web PNLH XIII yang terdapat di website walhi.or.id. Hal ini sekaligus menjadi kabar baik dalam proses membangun pondasi pengelolaan digital organisasi yang sehat dan aman. 

PNLH XIII dengan cara baru yang lebih “Demokrasi hybrid” menjadi penanda bahwa Walhi tidak berhenti merespon perkembangan zaman dalam gerakan advokasi lingkungan hidup.

 

Salam Adil dan Lestari
Mira
Staf Informasi Teknologi Walhi