Terima Mahasiswa Aksi Lingkar Studi Kerakyatan, Gubernur Isran Sebut Pabrik Semen Bukan Di Kawasan Karst

   Menanggapi Statment gubernur kaltim, yang dimuat dalam portal web provinsi https://bit.ly/2FBacLf , bahwa pabrik semen tak ganggu karst Sangkuriang Mangkalihat Mengatakan bahwa pembangunan inustri semen tidak akan berdampak pada ekosistem karst, tentu merupakan statment yang tidak memiliki dasar. Ada tiga hal mendasar dalam statment gubernur Kaltim yang menurut kami menyesatkan :

Pertama, Klaim, pembangunan pabrik semen, Tidak berdampak pada karst Sangkuriang Mangkalihat alasan bahwa pembangunan pabrik tidak berdampak pada kawasan karst mununjukkan ketidakpahaman pemerintah terhadap ekosistem karst, faktanya bentang alam karst tidak dibatasi oleh batas administrasi kabupaten/ kota, kerusakan pada satu bentang alam karst pada satu lokasi di satu kawasan akan berakibat pada perubahan aliran sungai bawah tanah. Karst Sangkulirang sendiri memiliki karakteristik relief dan drainase yang khas. mengklaim bahwa pabrik semen tidak berdampak pada kawasan karst juga mengabaikan fakta bahwa bahan baku utama semen adalah batu gamping dari kawasan karst Ekosistem karst alami memiliki daya serap air hingga 54 mm per-jam, sedangkan daya serap karst pada bekas tambang yang tidak direklamasi, hanya memiliki daya serap air sebesar 1 mm per-jamnya. Rusaknya ekosistem karst akan meningkatkan ancaman krisis air, termasuk ancaman kekeringan dan banjir.

Kedua, Klaim pabrik Semen yang dibangun Ramah lingkungan dan zero dust , klaim ini plaing tidak berdasar mengingat Industri semen merupakan penyumbang karbon terbesar , tercatat industri semen sebagai penyumbang emisi karbon terbesar mencapai 48% (Laporan Investigasi Gas Rumah Kaca KLHK, 2014). Industri Semen juga berpotensi sebagai penyumbang pencemaran udara terbesar, karena memproduksi Sulfur Dioksida (SO2), Nitrogen oksida (Nox), Karbon Monoksida (CO), serta debu dan Karbon Dioksida (CO2) sebagai penyumbang polusi terbesarnya. Pada sisi lain Pada kawasan karst Sangkulirang Mangkalihat, serapan karbon organik sebesar 6,21 juta ton CO2/tahun dan serapan karbon inorganic sebesar 0,18 juta ton CO2/tahun.

Ketiga, klaim ribuan Penyerapan tenaga kerja . sebagai perbandingan dalam AMDAL PT Semen Indonesia tercatat hanya akan menyerap 356 tenaga kerja. Dari sisi ekonomi perkembangan Industri semen yang mengalami stagnasi karena over supply juga secara langsung ataupun tidak akan mengancam keberlanjutannya. Faktanya Berdasar data proyeksi Asosiasi Semen Indonesia (Asosiasi Semen Indonesia,oktober 2017), kapasitas mill industri semen yang ada saat ini mencapai 107.971480 ton, padahal proyeksi konsumsi semen domestik hanya mencapai 65,1 Juta ton, angka proyeksi ini masih lebih besar dibandingkan realisasi kebutuhan semen hingga agustus 2017 sebesar 41.128.780 ton. Sayangnya klaim bahwa kebutuhan semen untuk pembangunan infrastruktur juga tidak berdasar, faktanya 75% konsumsi semen digunakan untuk kepentingan retail (masyarakat).

Salam Adil dan Lestari Jaga Karst ; Jaga Kehidupan Wahyu A. Perdana Manajer Kampanye Pangan, Air, & Ekosistem Esensial Eksekutif Nasional WALHI 082112395919 Hafidz Prasetyo Kepala Departemen Advokasi dan Kampanye Eksekutif Daerah Kalimantan Timur 081256068060