Berburu Sampah, Menyusuri Jejak Ekologis

Siaran Pers Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Medan, 21 April 2018. Sebagai bagian dari rangkaian kegiatan peringatan Hari Bumi 2018 yang diperingati setiap tanggal 22 April dan Konferensi Nasional Lingkungan Hidup (KNLH-WALHI) di Medan, Sumatera Utara. Walhi menyelanggarakan kegiatan Lomba Berburu Sampah pada tanggal 21 april 2018. Kegiatan ini  dimulai dari jam 09.00-13.00, berpusat di Lapangan Merdeka, Medan, Sumatera Utara serta diikuti oleh komunitas anak muda dari seluruh Medan. Sampah menjadi masalah di Indonesia karena ketidakmampuan mengelola sampah dan tidak mampu mengendalikan produksi sampah. Sedangkan produsen berbagai kemasan yang turut menghasilkan sampah (kemasan makanan, kemasan air minum, sampah elektronik, dll), seakan lepas dari tanggung jawab terhadap sampah yang mereka produksi yang berdampak terhadap lingkungan hidup. Dana Tarigan, Direktur Eksekutif WALHI Sumatera Utara mengatakan”Tidak dapat dipungkiri perilaku konsumtif yang menghasilkan sampah turut disumbang oleh upaya masif “iklan-industri”. Sebagai gambaran dampak, sampah yang dihasilkan oleh penduduk kota medan kurang lebih mencapai 2000 ton perhari, sejumlah 1400 ton nya mengalir ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA), sisanya berserakan ditempat-tempat yang tidak seharusnya”.

Sampah dapat dikategorikan menjadi dua jenis, sampah yang bisa terurai dan sampah yang tidak bisa terurai. Sampah yang dihasilkan di kota-kota di Indonesia sebagian besar berupa sampah yang bisa terurai. Pengelolaan sampah jenis ini sangat mudah. Sisa makanan misalnya bisa dimanfaatkan untuk makanan hewan.  Sampah mudah terurai lainnya bisa dimanfaatkan menjadi pupuk dengan metode pengelolaan dikomposkan. Banyak metode pengomposan dari yang sederhana sampai yang sangat modern menggunakan alat bantu dan bakteri yang mempercepat proses pengomposan. Sampah organik juga bisa digunakan menghasilkan energi dengan menggunakan reaktor biogas. Satu jenis lagi sampah yang tidak mudah terurai atau sampah anorganik. Sampah jenis ini ada yang bisa didaur ulang dengan mudah seperti besi, almunium, kaca, beberapa jenis plastik satu lapis. Sampah lainnya berupa plastik multi lapisan, styroform, sachet, kemasan multi layer dan lain lain tidak bisa didaur ulang. Sampah jenis ini bisa bertahan selama ribuan tahun tanpa mengalami pelapukan. Melva, Panitia Lomba Berburu Sampah menambahkan “Lomba berburu sampah memberikan gambaran, jenis sampah apa saja yang banyak berada disekitar kita. Dari sampah-sampah yang terkumpul tersebut akan terlihat, mana sampah yang paling banyak berserakan, dan tidak terkelola dengan baik. Perlombaan ini juga untuk meningkatkan kepedulian terhadap pengelolaan sampah yang lebih baik”.

Menurut Pengkampanye Perkotaan Eksekutif Nasional WALHI,  Dwi Sawung “Lomba berburu sampah  di Hari Bumi ini akan memperlihatkan sampah jenis apa yang banyak terdapat di kota Medan dan produk apakah yang paling banyak menghasilkan sampah. Produsen harus bertanggung jawab terhadap pengolahan sampah tersebut”. Pengelolaan sampah sebenarnya tidak sulit. Tetapi jika sampahnya sudah bercampur antara yang mudah terurai dan tidak terurai maka akan sulit sekali mengelolanya. Hanya sedikit saja jenis sampah yang tidak dapat terolah. Sampah jenis tersebut bisa kita serahkan kepada produsennya sebagai tanggung jawab produsen (extended producer responsiblity) sesuai dengan amanat PP 81 tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga. Beberapa jenis barang yang jelas nanti menghasilkan sampah sebaiknya juga mulai dilarang penggunaanya seperti: sedotan, kantung plastik sekali pakai dan wadah styroform. Selesai  Selamat Hari Bumi Salam Adil dan Lestari Narahubung:

  • Direktur Eksekutif Daerah WALHI Sumatera Utara

Dana Tarigan 0812-6344-992

  • Panitia Lomba Berburu Sampah

Eksekutif Nasional WALHI Melva 0812-6443-0707

  • Manager Advokasi Perkotaan dan Energi

Eksekutif Nasional WALHI Dwi sawung 08156104606